"PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DAN HOLISTIK MELALUI MERDEKA BELAJAR, LITERASI, NUMERASI, KEGIATAN RISET DAN PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA”
Minggu,
02 Mei 2021
~ Oleh Admin QSBS ~ Dilihat 1546 Kali
HARDIKNAS, 2 Mei 2021 - Siswa dan Guru diberi kebebasan untuk berinovasi dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang dibuat semacam kontrak antara Guru dan Murid. Hal itu dimulai dengan guru menentukan indikator pencapaian hasil belajar, kemudian bagaimana model dan metode yang hendak digunakan dalam mencapai suatu pemahaman topik pembelajaraan atau kompetensi dasar yang akan dikuasainya. Ada 10 pilihan model yang populer digunakan pada saat ini, yaitu: Flipped classroom, discovery learning, debat, play role, e-learning, problem based learning, Inquiry learning, action learning, project based learning, dan playfull learning. Sedangkan, klasifikasi metode dibagi 3 bagian: pemberian informasi, pemecahan masalah dan penugasan.
Riset Alam dan Riset Sosial yang telah dikembangkan di Quranic Science Boarding School Al Kautsar 561, adalah sebuah pengayaan pembelajaran yang akan menghasilkan keterampilan siswa tertentu yang diinginkan dengan sistem terintegrasi dengan model untai (treaded). Misalnya, disepakati untuk semua mata pelajaran dalam satu semester keterampilan pilihan yang digunakan keterampilan Numerasi, maka keterampilan Numerasi menjadi sasaran pada setiap pembahasan topik untuk setiap mata pelajaran pada satu semester tsb. Misalnya, di IPS titik pokok masalah statistik sosial, di PAI menghitung zakat, di IPA menampilkan data data hasil percobaan sains, dalam pelajaran bahasa bagaimana sistematika penyusunan dan penulisan laporan melalui penampilan data 2, grafik, gambar dll.
Riset mini dapat dilakukan kapan saja dengan pembelajaran dan melakukan riset dari lingkungan alam serta sosial sekitar sekolah. Sedangkan, riset besar bisa setiap semester dapat dilakukan di suatu obyek atau daerah yang mengandung kekayaan alam (laut, gunung, hutan, ladang, perkebunan) dan kaya keunikan sosial, budaya, adat yang dapat digali serta secara menyenangkan oleh siswa (sambil rekreasi). Setelah kegiatan riset para siswa melakukan tahapan pelaporan dan mempresentasikan hasilnya masing-masing atau kelompok di acara sidang ilmiah (dihadapan guru penguji dan siswa lain).
Setelah itu, dalam kegiatan tersebut dibangun dan diintegrasikan dengan aspek-aspek karakter melalui leadership skill, yaitu dapat dipetakan kemampuannya dengan 7 aspek leadership, yaitu:
- 1. Understanding self
- Getting Along with Other
- Learning to learn
- Desicion Making
- Communication
- Managing
- Working with The Groups
Masing-masing siswa harus mampu memahami potensi diri, dalam berkontribusi, menyatu dengan lain, mengambil keputusan bersama, berkolaborasi dan bersinergi dalam kelompok, mengelola kegiatan , dan terus menggali informasi dengan aspek bertanya, menentukan hipotesis, memecahkan masalah, dan menyimpulkan serta mengkomunikasikan.
Melalui pembelajaran dikehidupan nyata, maka dengan sistem inilah para siswa dapat mengaplikasikan pemahaman utuh (terinternalisasi) antara pengetahuan dan kehidupan nyata.
Program-program tersebut bermakna menjadikan siswa Bermerdeka Belajar. Merdeka belajar bermakna kemerdekaan belajar, yakni memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stres dan tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punyai, tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai suatu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka, sehingga masing-masing mereka mempunyai portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.
Pembelajaran secara holistik dan terintegrasi akan menjawab tantangan Kemindikbud untuk menjadikan sekokah rujukan atau Sekolah penggerak karena pengelola sekolah, kepala sekolah, guru dan siswa dituntut terus belajar dan berinovasi untuk menciptakan kegiatan belajar yang berhasil guna dan menghasilkan karya spektakuler sekolah yang bermanfaat bagi diri siswa, guru , masyarakat dan bangsa ini untuk mencapai masyarakat beradab dan berbudaya serta sejahtera.
Oleh: Runjai Wangsa Laksana
Litbang Yayasan Al Kautsar 561