SMP Quranic Science Boarding School

Jl. Radinal Muchtar, Jagabaya Desa Rajadatu Kec. Cineam Kab. Tasikmalaya Jawa Barat 46198

"TERAKREDITASI A"

Hafizh, Cerdas & Mampu Memimpin

MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PROGRAM RISET SOSIAL DI SMP QSBS AL-KAUTSAR 561

Selasa, 06 Februari 2024 ~ Oleh Admin QSBS ~ Dilihat 869 Kali

Tasikmalaya - SMP Quranic Science Boarding School mempunyai beberapa program unggulan, salah satu di antaranya yaitu Riset Sosial atau yang sering dikenal dengan ‘Risos’. Program ini diselenggarakan di kelas 7 semester genap yang nantinya akan dilanjutkan kembali di SMA kelas 11.

Ngapain aja sih, kelas 7 kok sudah ada riset segala? Emangnya SMP QSBS sekolah khusus calon peneliti?

Bukan begitu juga sih. Penelitian ini baru dikenalkan, agar para santri mempunyai keingintahuan yang tinggi. Kelas 7 belajar dulu menuju tahap-tahap penelitian yang sebenarnya. Nanti di SMA akan dikenalkan secara lebih dalam, sehingga ketika memasuki bangku perkuliahan mereka sudah punya modal awal dan tidak kaget dalam menulis karya ilmiah atau penelitian.

Pada 3 Februari 2024 lalu, 100 orang santri SMP QSBS telah melakukan kegiatan Riset Sosial di Kampung Naga Tasikmalaya. Tapi, kenapa pula sih harus di Kampung Naga?

Nah, penting juga untuk diketahui bahwa Kampung Naga itu dikenal sebagai kampung adat yang mempertahankan budaya dan adat istiadat leluhur. Jadi, sangat menarik untuk diketahui lebih mendalam seperti apa kondisi di sana.

Apa sih kegiatan santri di sana? Apa tujuannya?

Mereka belajar untuk memperhatikan, mengamati lebih dalam, apa yang ‘keren’ atau dikenal sebagai fenomena sosial. Oleh karenanya, sebelum melakukan pengambilan data, seluruh santri kelas 7 ini harus melakukan bimbingan dengan guru untuk menentukan data atau hal apa saja yang akan dibahas ketika sampai di Kampung Naga.

Lalu, ada apa sih di Kampung Naga? Bagaimana keaadaan masyarakat di sana? Apa pekerjaannya? Seperti apa arsitektur kampung dan rumahnya? Apakah keunikan adat istiadatnya? Mengapa bisa disebut kampung adat? Dari mana nama ‘Kampung Naga’ berasal? Siapa yang memulainya? Bagaimana mereka bisa bertahan dan tidak tergoda budaya zaman now?

Nah, pastinya kita tertarik dong untuk mengetahuinya? Dengan begitu, kita akan mengerti dan memahami. Dari memahami akan muncul simpati, lalu empati. Lalu akan muncul kepedulian dan keinginan membantu, jika kita menemukan masalah-masalah yang ada di sana.

Program Riset Sosial ini juga merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai salah satu program dari Kurikulum Merdeka dengan Tema “Bhinneka Tunggal Ika” yang menyasar pada tiga dimensi yaitu:

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia

2) Berkebhinnekaan global

3) Bernalar kritis

Para santri melakukan riset sosial ini untuk melatih kemampuan meneliti; curiousity (kepenasaranan), sensitivity (kepekaan) dan passion (semangat) serta dilanjutkan dengan kemampuan menuliskan laporan dan memaparkannya yang dijadwalkan pada tanggal 1 Maret 2024.

Ketika memaparkan hasil penelitiannya, para santri diuji oleh tim dari sekolah bahkan plus penguji dari luar sekolah. Mirip sidang tugas akhir, bukan? Mengasyikkan banget, ya, kegiatan ini.

Mereka akan dibagi-bagi dalam beberapa kelompok, mengusung sub-tema yang berbeda sesuai arahan dari pembimbing, yaitu terkait sejarah, kesenian dan kebudayaan, sistem kepercayaan, teknologi, kondisi geografis, adat istiadat, sistem pemerintahan, dinamika penduduk, mata pencaharian, dan bangunan/arsitektur.

Mereka akan berkunjung bertemu dengan pemangku adat dan warga di sana, bercakap-cakap dengan tuan rumah, menggali informasi, memperhatikan apa yang mereka dengar, merekam apa yang mereka lihat. Ketika kembali, tugas belum selesai, mereka harus menjelaskannya dalam tulisan, menganalisis, menyimpulkan, membuat poster,  serta pameran dan presentasi di akhir kegiatan.

Harapannya akan muncul kesadaran bahwa keadaan sosial masyarakat itu beragam. Harus saling memahami, saling menghormati. Jika ada yang kurang beruntung kita harus bersyukur dan membantu mencari solusi. Jika ada yang lebih kita harus meneladaninya.

Kami juga berharap, siswa kami tumbuh menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungan sosialnya serta mampu melestarikan budaya toleransi di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Semua menjadi ibrah bagi kehidupan para santri di masa depan. InsyaAllah.

Penelitian merupakan suatu aktivitas ilmiah yang diperintahkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj [22] ayat 46 yang artinya: 

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada."

www.smpqsbs.sch.id

www.smaqsbs.sch.id

www.alkautsar561.or.id

KOMENTARI TULISAN INI

  1. TULISAN TERKAIT